Jumat, 10 Oktober 2008

Hokkien Dhammatalk II "God or Ghost - Believe It or Not"


Untuk kedua kalinya, Dewan Pengurus Daerah PATRIA (PEMUDA THERAVADA INDONESIA) Sumut, akan menyelenggarakan Hokkien Dhamma Talk dengan pembicara Y.M. Bhikkhu Dhammavuddho Mahathera. Acara akan diselenggarakan pada 18 Oktober 2008 di Paramount Royal Ballroom, pukul 19.00 sampai selesai.

Tema kali ini “Ghost or God, Believe It or Not”, “Hantu atau Dewa, Percaya atau Tidak”. Topik yang selama ini menjadi pertanyaan bagi banyak orang. Apakah benar hantu dan atau dewa itu ada? Apakah kita harus takut kepada hantu? Apakah kita harus menghormati dewa secara berlebihan? Bagaimanakah makhluk dapat terlahir di Alam Hantu atau Dewa? Banyak hal yang dapat dikupas dalam Dhamma Talk kali ini. Jadi kesempatan ini merupakah kesempatan yang langka di kota Medan.

Pelaksanaan kegiatan Dhamma Talk ini adalah wujud pengabdian Patria untuk menyebarkan Buddhadhamma kepada banyak orang khususnya orang tua di Kota Medan. Pelaksanaan Dhammatalk ini didukung PD. MAGABUDHI (Majelis Agama Buddha Theravada) Sumut dan Yayasan Vihara Mahasampatti.


Bhikkhu Dhammavuddho Mahathera adalah Kepala Vihara Buddha Gotama, Perak, Malaysia. Beliau warga Malaysia keturunan China. Sampai pada saat ini, di usianya yang telah genap 61 tahun, beliau telah menjalani 23 vassa kebhikkhuan (tidak termasuk 3 vassa yang dijalani sebagai bikshu Mahayana). Beliau fasih membabarkan Dhamma dalam bahasa Hokkien, English, Cantonese, dan Melayu. Namun beliau biasanya menyampaikan khotbah dalam English dan Hokkien. Khotbah beliau selalu berlandaskan pada Sutta tertua yang asli.

Dhammatalk ini akan dimoderator oleh PMy. Rudi Hardjon Dhammaraja, S.H, S.Ag, Ketua PD MAGABUDHI SUMUT, yang merupakah seorang pandita, guru, dosen yang tidak asing lagi bagi warga kota Medan. Beliau mendedikasikan diri untuk pelayanan dan pengabdian bagi Buddhadhamma.

DPD Patria Sumut mengundang Bapak/Ibu/Saudara sekalian untuk hadir mendengarkan Dhamma dalam bahasa Hokkien. Mendengarkan Dhamma tepat pada waktunya, itulah berkah utama. Tiket dapat diperoleh di Cetiya Mahasampati, 061-7369410 atau hubungi Rety 08163138859.

-------------------------------------------------------------------------



Sebagai rangkaian kegiatan dari acara Hokkien Dhammatalk, DPD Patria Sumut juga akan menyelenggarakan Pindapata yang diikuti Y.M. Bhikkhu Dhammavuddho pada hari Minggu, 19 Okt 2008, mulai pukul 07.00 WIB s.d. selesai. Rute dapat dilihat pada gambar di atas.

Pindapata merupakan tradisi sejak kehidupan Buddha Gotama dimana para bhikkhu mengumpulkan dana makanan dari umat dengan menggunakan patta (mangkuk). Pindapatta menjadi latihan untuk menjalani kehidupan sederhana dan menghargai pemberian orang lain. Selain itu, para bhikkhu melatih perhatian atau kesadarannya dengan sikap yang ditunjukkan. Ketika makan, bhikkhu merenungkan bahwa fungsi utama makanan adalah demi kebutuhan badan jasmani, bukan untuk kesenangan, kenikmatan, atau kegemukan. Pindapata bukanlah meminta-minta seperti pengemis. Para bhikkhu tidak meminta makanan dengan menyampaikan permintaan, memohon, atau memelas. Saat pindapata, bhikkhu berjalan dengan tertib pada jalur yang dipilih, berjubah rapi dan membawa mangkuk. Jika ada umat yang akan berdana makanan, bhikkhu berhenti dan membuka tutup mangkuk dengan salah satu tangan agar umat dapat memasukkan makanan yang didanakan. Dengan segera dia menutup kembali tutup mangkuk dan melanjutkan perjalanan.

Di Medan, praktik pindapata mulai sering dilaksanakan. Karena jumlah umat yang banyak, para bhikkhu mengajak umat untuk membantu mengumpulkan dana makanan. Isi patta yang sudah penuh akan dipindahkan ke tempat yang lain sehingga bhikkhu kembali dapat menggunakan patta-nya untuk menerima dana makanan hingga seluruh rangkaian acara pindapata berakhir. Selain makanan basah; persembahan makanan kering lebih diutamakan karena dapat disalurkan ke panti-panti atau masyarakat kurang mampu. Persembahan makanan kering ini pantas karena tidaklah disimpan oleh bhikkhu bersangkutan demi kepentingannya. Kadang-kadang, ada umat yang kurang memahami makna pindapata. Selain dana makanan, mereka juga memberikan sikat gigi, pasta, dan sabun. Bahkan ada umat yang memasukkan amplop (dana berupa uang) ke dalam patta. Masing-masing persembahan itu kurang tepat pada waktunya dan kurang pantas. Umat juga perlu memahami bagaimana mendukung praktik Vinaya seorang bhikkhu.

Bapak-ibu-saudara-saudari yang berbahagia di dalam Dhamma, marilah kita mendukung tradisi pindapata. Marilah menunggu di rute jalan yang akan dilewati Bhante sampai Bhante berjalan ke tempat bapak-ibu-saudara-saudari. Persembahkanlah makanan dengan bersikap sedikit tunduk dan memasukkan makanan yang akan dipersembahkan ke dalam mangkuk yang dipegang oleh para bhikkhu sambil merenungkan: ”Semoga makanan yang kami persembahkan ini akan membawa kebahagiaan, keselamatan, kedamaian, kelancaran, kesuksesan, cita-cita tercapai, dan rezeki yang berlimpah kepada kami sekeluarga.” Kesempatan seperti ini kiranya sangat langka di Kota Medan, dimana seorang bhikkhu Mahathera melakukan pindapata ke masyarakat luas.

0 komentar: